Rasis terhadap Orang Asia, Pemilik Penginapan di Amerika Didenda


News InternasionalCalifornia - Seorang pemilik penginapan di Amerika Serikat harus membayar denda sebesar US$5.000 atau Rp 66,7 juta setelah bersikap rasis terhadap seorang tamu keturunan Asia.

Peristiwa berawal ketika Tami Barker, pemilik rumah yang terdaftar pada situs penginapan online AirBnB, membatalkan pemesanan kamar Dyne Suh secara mendadak menjelang kedatangannya.

Melalui pesan dalam situs AirBnB, Barker menulis: "Satu kata menjelaskan semua. Orang Asia. Saya tidak akan menyewakannya kepada Anda kalaupun Anda orang terakhir di Bumi".

Dia menambahkan, "Saya tidak akan membiarkan negara ini diperintah orang asing. Itulah mengapa kami memiliki (Presiden AS Donald) Trump."

Pesan Barker menyebabkan Suh tampak bersedih. Lewat rekaman video yang diabadikan sesaat setelah pesanan kamarnya dibatalkan, Suh menuturkan responsnya.

"Menyakitkan setelah tinggal di AS selama lebih dari 23 tahun, ini yang terjadi," ujarnya.

"Betapapun baiknya saya memperlakukan sesama, itu menjadi tidak penting. Jika Anda orang Asia, Anda adalah makhluk di bawah manusia. Orang-orang memperlakukan Anda seperti sampah," lanjut Suh.


Pengaduan 

Seusai kejadian, Suh menghubungi Department of Fair Employment and Housing (DFEH), lembaga pemerintah Negara Bagian California yang menangani masalah diskriminasi di bidang tenaga kerja dan perumahan.

DFEH kemudian menjatuhkan denda kepada Tami Barker serta mewajibkannya mengikuti kursus kajian Amerika-Asia. Selain itu, Barker harus memberi pelayanan publik di sebuah organisasi hak-hak sipil.

Menurut harian Guardian, pengacara Barker mengatakan kliennya menyesali sikapnya. Langkah DFEH, lanjutnya, diharapkan bisa "menimbulkan hasil positif dari insiden yang disayangkan itu".


Hukuman terhadap Barker dimungkinkan setelah pemerintah Negara Bagian California menjalin kesepakatan dengan AirBnB. Berkat kesepakatan itu, pembuat kebijakan dapat secara langsung menangani beragam masalah yang timbul antara pemilik penginapan dan tamu.

"Dalam kesepakatan dengan AirBnB, mereka diwajibkan menyediakan informasi tentang kami," kata direktur DFEH, Kevin Kish.

Namun, kesepakatan antara pemerintah dan AirBnB hanya ada di California. Kish mengatakan negara bagian lain atau negara asing lain sebenarnya bisa saja menjalin kesepakatan serupa.

"Tiada yang menghalangi negara bagian lain atau negara asing lain mencapai kesepakatan serupa. AirBnB akan mendapat tugas, namun saya pikir aplikasi ini tidak diciptakan dengan niat orang akan mendiskriminasi. Insiden ini menjadi kejutan bagi sebagian pendirinya," kata Kish.

Salah satu pendiri AirBnB, Brian Chesky, mengatakan perusahaannya didirikan dengan keyakinan bahwa manusia pada dasarnya baik. "Tapi jika ada 100 juta orang, ada sebagian yang tidak meyakini apa yang Anda yakini."

 AGEN SBOBET

Subscribe to receive free email updates: