Jokowi Pernah Jadi Karyawannya Prabowo, Timsesnya Nggak Terima

Jiromedia.com -Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily membantah capres jagoannya pernah menjadi anak buah Prabowo Subianto di Aceh. Bantahan itu terkait pernyataan ‎Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf yang menyatakan bahwa Jokowi pernah bekerja menjadi bawahan Prabowo Subianto di PT Alas Helau.

"Pak Jokowi tidak pernah bekerja di perusahaan yang dikuasai Prabowo. Pak Jokowi selama di Aceh bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) milik BUMN yang memproduksi kertas kantong semen," ujar Ace kepada JawaPos.com, Rabu (20/2).

Terpisah, Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga juga membantah capres yang diusungnya pernah menjadi karyawan Prabowo Subianto. 

Pasalnya Jokowi bekerja ‎di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang dimiliki BUMN. Sementara PT Alas Helau yang dimiliki Prabowo Subianto sahamnya hanya 3,33 persen. Sehingga tidak bisa disebut bahwa Prabowo pemilik perusahaan itu.

"Itu BUMN, memang betul PT Helau itu pemilik 3,33 persen saham, sangat kecil sahamya. Jadi bukan bisa dikatakan pemilik. Karena 96,7 persen itu bisa dikatakan itu milik BUMN, perusahaan negara," katanya.

‎Sebelumnya, Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf mengatakan, Jokowi saat di Aceh dahulu adalah mantan anak buah Prabowo Subianto. Kala itu Jokowi bekerja di perkebunan pinus milik ketua umum Partai Gerindra.

"Pak Jokowi lebih tahu. Sebab Pak Jokowi kerja di sana juga dulu, dia kerja di PT Alas Helau. Pokoknya di sana tiga tahun dia dengan Pak Prabowo," kata Irwandi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Senin (18/2).

Irwandi menuturkan, PT Alas Helau milik Prabowo tersebut merupakan hutan pinus industri. Hutan tersebut diperuntukkan sebagai bahan pembuat kertas. "Bidang pinus hutan industri, pinusnya dipakai untuk bahan di Krueng Geukeuh, ada pabrik kertas di sana," ucapnya.

Mantan petinggi Gerakan Rakyat Aceh Merdeka (GAM) itu menyebut tanah yang dimiliki Prabowo seluas ribuan hektare. Namun, kata Irwandi, perusahaan tersebut mengalami masalah karena tidak lagi ditanami setelah pohon pinus ditebangi.

"Banyak ditebang tapi lama-lama habis karena setelah ditebang enggak ditanam lagi," jelasnya. [jp]

Subscribe to receive free email updates: