Moeldoko: Pemerintah Akan Perketat WNI yang Pulang dari Suriah

Jiromedia.com -Pasca ledakan beruntun di Jawa Timur, pemerintah akan memperketat warga negara Indonesia (WNI) yang telah pulang dari Suriah. Ditakutkan mereka termakan oleh doktrin terorisme yang kemudian melakukan teror di Indonesia. Terlebih satu keluarga yang melakukan pengeboman di tiga gereja Surabaya disebut juga pernah berangkat ke Suriah.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, saat meninjau tempat kejadian dan mendatangi Polda Jawa Timur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan rapat terbatas dengan sejumlah pimpinan Kepolisian, TNI, dan Menteri. Salah satu isi rapat tersebut yaitu agar semua lembaga termasuk imigrasi dan unsur lain bisa lebih waspada terhadap WNI yang telah pulang dari sejumlah negara rawan konflik termasuk Suriah.
Melalui data yang ada diharap aparat keamanan bisa lebih waspada dan memantau kegiatan mereka karena ditakutkakan terjerumus dengan doktrin terorisme.
“Misalnya begitu pulang (dari Suriah) nama-nama yang sudah terdeteksi itu segera diinformasikan kepada seluruh aparat bahkan kepada masyarakat sehingga semuanya menjadi lebih waspada, seperti itu,” ujar Moeldoko, Senin (14/5).
Moeldoko tidak ingin pemerintah dianggap kecolongan atas kejadian pengeboman di sejumlah daerah terutama di Surabaya. Sebab aparat keamanan sudah melakukan upaya pencegahan sesuai dengan prosedur.
Namun memang pemikiran para oknum teror ini pun berkembang sehingga modus yang dijalankan agak sulit terdeteksi. Sehingga seolah-olah aparat tidak melakukan langkah antisipasi, padahal hal tersebut sudah dijalankan.
Perubahan modus bisa dilihat dari beberapa aksi yang dilakukan di mana para oknum kejahatan ini mendatangi suatu tempat secara terbuka dan langsung meledakan diri. Hal ini yang membuat aparat keamanan sedikit kerepotan karena bom bunuh diri lebih sulit ditangani. Salah satunya yang baru terjadi di Kantor Polres Surabaya di mana dua kendaraan bermotor tiba-tiba merangsak masuk dan ketika dicegat oleh penjaga langsung meledakan diri. (ARN)

Subscribe to receive free email updates: