Alquran itu bertuliskan Wakaf Mushaf Al Madinah. Warga yang sudah membaca menyimpulkan bahwa Alquran itu palsu.
Setelah itu warga langsung melaporkan penemuan Alquran palsu tersebut ke Kementerian Agama (Kemenag) Kutim.
Kepala Kemenag Kutim Ambotang mengatakan, Alquran itu dihiasi tinta emas.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara, hanya satu keganjilan ditemukan pada Alquran itu. Yakni, tulisan Allah yang salah.
Dia mengatakan, pada umumnya, Alquran memiliki harakat atau garis memanjang ke atas pada lafal Allah.
Sementara itu, Alquran palsu itu memiliki harakat miring.
"Semua kalimat Allah berubah. Sudah kami bandingkan. Yang benar adalah memanjang ke atas. Jika dibaca akan berbeda. Satu Allah atau Alloh dalam bacaan bahasa Arab, satunya Ala," ujar Ambotang sebagaimana dilansir laman Prokal, Rabu (11/7).
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan warga, Alquran palsu itu didapatkan dari salah satu perusahaan tambang.
Hal ini dibuktikan dari stempel perusahaan yang melekat pada Alquran tersebut.
"Hal ini akan kami bicarakan internal dulu. Setelah itu kami akan bahas pada semua tokoh agama, khususnya MUI," kata Ambotang.
Dia berharap warga melapor ke Kemenag jika menemukan Alquran serupa.
"Sangat membahayakan. Ada keganjian di dalamnya. Perlu ditelusuri dulu. Untuk itu, silakan warga menyerahkan kepada kami," kata Ambotang. [ jpnn]