Arief Poyuono: Dokumen NSA Soal Penculikan Aktivis 98 untuk Dzalimi Prabowo

Jiromedia.com -Dibeberkannya dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) mengungkap peran Prabowo Subianto dalam penculikan paksa aktivis 98.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa perintah penculikan itu adalah atas perintah Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Tapi, bagi partai berlambang kepala burung garuda itu, dokumen tersebut tak lebih upaya untuk mendzalimi mantan menantu Presiden Soeharto.
Terlebih, timingnya bertepatan dengan persiapan jelang Pilpres 2019.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono melalui pesan tertulisnya, Rabu (26/7/2018).
Hal lain yang mendasari pernyataannya itu adalah bahwa dokumen tersebut bukan dikeluarkan langsung dari NSA.
“Saya sudah tahu siapa yang menyebar dokumen hoax dokumen NSA, serta berapa duit mereka dibayar dan meminta mengelembungkan isu penculikan aktivis tahun 1998,” katanya.
Arief mengaku, ia sebelumnya sudah mendapat info langsung dari rekan-rekan AS bahwa Prabowo akan diserang dengan isu dokumen NSA tersebut.
“Jadi ini saya sebut sebagai awal sebuah pertempuran Jelang Pilpres 2019,” sebutnya.
Menurutnya, penyebaran dokumen itu tidak lain adalah hoax.
Selain itu, juga dinilainya sebagai ketakutan dari kubu Jokowi.
“Serangan dokumen NSA hoax itu sebagai bentuk ketakutan akan lengsernya Joko Widodo dalam Pilpres 2019 nanti,” terangnya.
Arief meyakini, isu perintah penculikan aktivis yang dituduhkan kepada Prabowo itu tak akan mempan lagi.
Sebab, rakyat sudah merasakan sendiri pemerintahan Jokowi saat ini malah kian membuat ekonomi Indonesia makin susah.
“Rakyat sudah cerdas dan enggak peduli lagi dengan mainan-mainan kampungan model gitu,” katanya.
Yang diingini rakyat saat ini adalah murahnya harga-harga sembako, BBM, tarif listrik dan lapangan pekerjaan.
“Yang rakyat inginkan itu bagaimana harga sembako, beras, gula, BBM dan tarif listrik murah dan gampang cari duit dan kerjaan,” tutupnya.

(wid/rmol/ruh/pojoksatu)


Subscribe to receive free email updates: