Istana Minta Bukti Soal Aktivis 98 Massa Bayaran

Jiromedia.com -Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Rembuk Nasional Aktivis 98. Namun belakangan muncul tudingan bahwa yang hadir merupakan massa bayaran.

Diberitakan, tudingan ini muncul dari Waketum Gerindra Arief Puoyonono yang mengatakan bahwa ada temannya yang menjadi massa bayaran dalam acara tersebut.

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan Istana tak mau ambil pusing soal tudingan ini. Menurutnya ucapan itu dilontarkan oleh orang sirik.

Ia mengatakan, hingga saat ini Jokowi tak pernah berpikir untuk mengangkat elektabilitasnya dengan membayar sejumlah orang sebagai massanya.

"Kalau orang sirik artinya tanda tak mampu. Kalau presiden sampai hari ini tidak pernah berpikir mengangkat elektabilitasnya. Bercampaign, saya kira tidak ada," kata Ngabalin di area Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).

Lebih lanjut, ia mengatakan fokus Jokowi saat ini ialah menyelesaikan tugas pelayanan kepada masyarakat yang hingga kini belum selesai.

"Bahwa kalau ada masyarakat datang memberikan dukungan kepada pemerintahan, itu adalah sesuatu yang sah. Saya setiap hari dengan presiden, Insyaallah saya tahu tidak ada pihak kami di Istana kemudian untuk mendesain ada orang yang datang ke presiden. Tidak pernah," tandasnya.

Namun jika masih ada pihak yang meragukan bahwa Istana membayar orang untuk menjadi massa pendukung Jokowi, ia meminta agar ditunjukkan bukti dan jangan berburuk sangka ke pemerintah.

"Ya kalau dia bisa menunjukkan sejumlah data, fakta, tentu aktivis 98 bisa klarifikasi. Kenapa harus diarahkan kepada presiden dan Istana? Siapa saja yang mengundang presiden normal saja," tandasnya.[inilah]

Subscribe to receive free email updates: